Selamat bergabung di blog kami

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Adobe Flash Player Terbaru

Adobe telah merilis versi terbaru Flash Player buaatan mereka. Selama ini, Flash Player dikenal memiliki kemampuan untuk menjadikan konten lebih interaktif (seperti konten .swf) dan digunakan untuk membuka aplikasi berbasis browser (seperti video di Youtube).

Flash Player yang baru saja dirilis ini, sudah bisa anda unduh. Adobe Flash Player Terbaru ini tentu saja memiliki fitur-fitur yang semakin menarik, seperti penambahan kemampuan transformasi 3D dan animasi dan mendukung akselerasi dari beberapa fungsi grafis yang terdapat pada chip adapter grafis komputer (GPU).

Bug-bug yang terdapat pada Flash Player versi sebelumnya-pun sudah di perbaiki. Menurut pihak Adobe, kurang lebih 90% komputer komputer di seluruh dunia terhubung dengan koneksi internet sudah meng-install Flash Player. Jadi, mau tidak mau sepertinya Anda harus mendownload dan menginstall software yang satu ini supaya dapat menikmati berbagai web site yang menggunakan Flash Video untuk menampilkan kontennya.

Flash Player dapat berjalan di sistem Windows, Linux dan Mac. Bagi yang ingin mendownload Flash Player sebaiknya langsung mendownload dari situs Adobe langsung dikarenakan banyak situs-situs jahat yang mengelabui pengguna untuk mendownload Flash Player palsu.

Download disini

Silahkan download filenya disini -> Download Adobe Flash Player Terbaru (klik).

WinZip professional v11.1.7466 + Portable

Software yang satu ini tersedia dalam dua pilihan yakni :
*WinZip_Professional_v11.1.7466.rar (non portable). *Portable_WinZip_Pro_v11.1.7466.rar (portable).

WinZip, utilitas kompresi asli dan paling populer untuk Windows, adalah cara yang ampuh dan mudah digunakan tool yang cepat ritsleting dan membuka ritsleting file Anda untuk menghemat ruang disk dan sangat mengurangi waktu pengiriman e-mail. WinZip 11.1 tersedia sebagai Standar atau Pro.WinZip 11.1 merupakan versi update terbaru dari kami rilis besar-WinZip 11.0-yang mendukung Windows Vista ™. WinZip 11.1 menawarkan gambar kecil melihat dan pilihan kompresi otomatis, ditambah kompresi untuk file audio (WAV) dan kemampuan untuk membuka bz2 dan. file RAR.. WinZip 11.1 Pro menambahkan fungsionalitas backup data diperluas dan termasuk penampil gambar baru yang memungkinkan Anda untuk menelusuri beberapa foto dalam file Zip.

Download versi portabledisini
Download non portabledisini

WinRar GOLD Full + 5 tools (Pass Cracker,Pass Recover,Zip Repair)


Extractor yang paling banyak digemari ini dilengkapi 5 “senjata bantuan” yaitu :
- RAR Password Cracker v4.11
- Advanced Archive Password Recovery 2.20
- CabPack 1.4
- UHARC 0.4 BETA GUI v2.0 for WinXP
- Vista ready

Donload disini

Mikroarsitektur Nehalem merupakan platform desain baru yang memiliki banyak perbedaan dan perubahan-perubahan dari mikroarsitektur Inlel Core. Pelaksanaan overclocking terhadap prosesor berbasis mikroarsitektur Nehalem tentulah memerlukan pendekatan atau prosedur yang sedikit berbeda dari prosesor generasi sebelumnyayang masih berbasis pada mikroarsitektur Inlel Core.
Secara umum overclocking terhadap prosesor yang menggunakan sistem LGA775 dapat dilakukan dengan cara meningkatkan nilai frekuensi busnya. Namun, khusus untuk prosesor Extreme Edition, overclocking juga dapat dilakukan dengan cara meningkatkan nilai multiplier (pengali) frekuensi busnya, karena multiplier ini biasanya tidak dikunci oleh perusahaan pembuatnya (unlocked multiplier). Overclocking terhadap memori juga dapat dilakukan dengan cara meningkatkan nilai frekuensi memorinya. Overclocking terhadap prosesor dilakukan secara terpisah dengan overclocking terhadap memori. Hal ini dapat terjadi karena letak memory controller memang terpisah dari prosesor. Memory controller tersebut berada di dalam chipset northbridge. Itulah sebabnya overclocking keduanya dapat dilakukan secara independen (terpisah).
Teknik overclocking pada prosesor berbasis mikroarsitektur Nehalem, misalnya Intel Core i7 yang menggunakan platform LGA 1366, agak berbeda. Hal ini dikarenakan prosesor tersebut dilengkapi memory controller yang terintegrasi di dalamnya serta seri interface baru (QPI) yang terkoneksi ke chipset (IO Hub). Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa prosesor berbasis mikroarsitektur Nehalem tidak lagi menggunakan bus FSB. Salah satu kunci penting untuk pelaksanaan overclocking terletak pada clock dasar (BCLK) prosesor.
Sebenarnya overclocking mikroprosesor Intel Core i7 dapat dilakukan dengan cara menaikkan BCLK atau multipliernya atau paduan dari keduanya tergantung varian mikroprosesornya.
1.Overclocking mikroprosesor Intel Core i7 Bloomfield
Banyak sekali dilaporkan oleh para pemakai komputer yang menggunakan mikroprosesor Intel Core i7 Bloomfield bahwa prosesor ini dapat dioverclock. Berbagai ulasan mengenai hal ini banyak ditemukan pada media cetak maupun elektronik (internet). Bahkan sebagian dari mereka menduga bahwa multiplier prosesor tersebut tidak ‘dikunci’ (unlock multiplier). Padahal kenyataannya, multiplier prosesor ini benar-benar dikunci oleh Intel.
Walaupun multiplier frekuensi clock mikroprosesor Intel Core i7 920 Bloomfield dikunci, namun, multiplier memori dan northbridge yang terdapat di dalam mikroprosesor tidak dikunci (unlock multiplier). Dengan demikian, overclocking frekuensi mikroprosesor ini dengan cara mengubah nilai multiplier frekuensi clock prosesor, sangat tidak dimungkinkan. Namun, overclocking memori DDR3 dengan cara meningkatkan nilai multiplier memori sampai melebihi nilai standarnya sangat mungkin dilakukan tanpa meningkatkan nilai frekuensi BCLK-nya. Secara resmi telah ditetapkan bahwa spesifikasi standar memori yang kompatibel untuk Intel Core i7 adalah DDR3-800 dan DDR3-1067, namun kenyataannya, mikroprosesor ini mampu mendukung penggunaan memori DDR3 yang memiliki kecepatan lebih tinggi. Seorang pengguna komputer pernah menguji penggunaan memori DDR3-1333, DDR3-1600 dan DDR3-1867 pada unit komputer Intel Core i7 920 Bloomfield, hasilnya menunjukkan sistem komputer tetap mampu berjalan stabil.
Overclocking pada mikroprosesor Intel Core i7 920 dan 940 hanya dapat dilakukan dengan satu cara, yaitu meningkatkan nilai clock dasarnya (BCLK) menjadi lebih besar dari 133 MHz. Patut dicatat bahwa meningkatnya nilai BCLK tersebut secara otomatis akan meningkatkan frekuensi core, memori, dan QPI hingga di atas nilai normalnya. Overclocking bagian core dengan cara meningkatkan nilai multipliernya tidak mungkin dilakukan karena multiplier tersebut dikunci oleh produsennya.
Overclocking pada mikroprosesor Intel Core i7 920 dengan menggunakan motherboard Intel DX58SO Smackover pernah dicoba. Hasil overclocking yang stabil diperoleh pada kisaran nilai overclock 3,5 GHz hingga 4,0 GHz.

1.1.Overclocking Intel Core i7 920 Bloomfield hingga 3,5 GHz
Seorang overclocker mencoba mengoverclock mikroprosesor Intel Core i7 920 Bloomfield (stepping C0) dengan cara meningkatkan nilai BCLKnya, dan mengatur nilai multiplier uncore, DDR3 SDRAM dan QPI lebih rendah dari standar normalnya. Dengan kata lain, mengoverclock BCLK tetapi meng-underclock bagian uncore, DDR3 SDRAM, dan QPI. Voltase core dan uncore tetap dijaga 1,2 Volt yang merupakan nilai standar normalnya. Semua pengaturan nilai ini dilakukan melalui BIOS dengan cara memilih langsung nilai-nilai parameter yang dikendaki. Nilai voltase pada BIOS sengaja tidak diatur Auto, sebab jika dipilih Auto, suatu saat ketika overclocking sedang berlangsung, nilai voltase dapat meningkat secara otomatis diluar kontrol terutama bila sedang mendapat beban kerja yang berat. Pada uji coba ini digunakan motherboard ASUS P6T Deluxe.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, fitur EIST dan Turbo Boost di-disable melalui BIOS dan Multiplier CPU dibiarkan tetap pada nilai standarnya (defaultnya) 20x. Multiplier memori diatur 8x, multiplier uncore diatur 16x (dua kali nilai multiplier memori), dan multiplier QPI diatur 18x, sedangkan frekuensi BCLK diatur 175 MHz. Dengan kriteria pengaturan semacam ini, ternyata sistem komputer menampilkan kinerja yang lebih memuaskan dan tetap stabil. Mikroprosesor Intel Core i7 920 yang standar fekuensi clocknya 2,66 GHz tersebut berubah dan mampu bekerja dengan baik pada frekuensi clock yang jauh lebih tinggi, yaitu 3,50 GHz (20 x 175 MHz). Temperature prosesor selama overclocking berlangsung tidak pernah melebihi 74 oC.
1.2.Overclocking Intel Core i7 920 Bloomfield hingga 3,8 GHz
Uji coba terhadap mikroprosesor Intel Core i7 920 Bloomfield yang di-overclock hingga 3,8 GHz dalam keadaan tetap menggunakan motherboard ASUS P6T Deluxe dan memasangkan pendingin (HSF) aslinya, ternyata masih mampu menampilkan kinerja yang tetap stabil selama overclocking berlangsung. Overclocking dilakukan dengan cara meningkatkan frekuensi BCLK hingga 190 MHz, meningkatkan voltase CPU (VCore) dari nilai standarnya 1,2 Volt menjadi 1,35 Volt, voltase uncore ditingkatkan menjadi 1,35 Volt dan voltase CPU PLL diatur menjadi 1,88 Volt. Pengaturan nilai-nilai tersebut dilakukan melalui BIOS seperti disajikan pada gambar berikut.


Dengan kriteria seperti ini temperature CPU selama overclocking berlangsung tidak melebihi 84 oC, masih jauh dari nilai ambang kritisnya, yaitu 100 oC.
Pada uji coba ini dapatlah diketahui bahwa mikroprosesor Intel Core i7 920 stepping C0 dalam kondisi tetap menggunakan HSF aslinya, dapat dioverclock hingga mencapai 3,8 GHz, yang bermakna frekuensi clocknya meningkat 40% lebih tinggi dari frekuensi standarnya tanpa mengakibatkan gangguan kestabilan sistem komputer. Kenaikan temperatur prosesor tidak begitu berarti.
Hasil overclocking dapat lebih baik jika diikuti peningkatan voltase core, QPI, memori, uncore dan lainnya. Jika voltase-voltase tersebut dinaikkan, jenis HSF (pendingin prosesor) yang digunakan harus diperhitungkan. Bila HSF tersebut tidak mampu menjaga temperatur prosesor agar tidak melebihi 100 oC, sebaiknya diganti dengan sistem pendingin yang lebih baik kualitas pendinginannya, karena jika temperatur prosesor melebihi ambang batas kritisnya (melebihi 100 oC) dapat menurunkan kinerja prosesor.

2.Overclocking mikroprosesor Intel Core i7 Extreme Edition Bloomfield XE
Teknik overclocking mikroprosesor Intel Core i7 965XE (Intel Core i7 965 Extreme Edition Bloomfield XE) agak berbeda dengan mikroprosesor Intel Core i7 Bloomfield. Mikroprosesor Intel Core i7 965XE ini dapat dioverclock dengan beberapa cara, yaitu:
Meningkatkan nilai multipliernya, karena multiplier ini tidak dikunci oleh produsennya (unlock multiplier). Tampaknya mikroprosesor Intel Core i7 965XE sengaja disediakan untuk para overclocker dan enthusiast komputer yang menghendaki performa tinggi dan senang melakukan kegiatan overclocking.
Meningkatkan nilai clock dasarnya (BLCK) menjadi lebih besar dari 133 MHz seperti cara overclocking pada mikroprosesor Intel Core i7 Bloomfield.
Kombinasi dari cara pertama dan kedua, yaitu sekaligus meningkatkan nilai multipliernya dan meningkatkan nilai clock dasarnya.

Overclocking mikroprosesor Intel Core i7 965 Extreme Edition Bloomfield XE, yang dipasang pada motherboard Intel DX58SO Smackover, dengan menggunakan cara paduan dari peningkatkan multiplier frekuensi clock hingga 30x dan peningkatan nilai BLCK sebesar 140 MHz, dengan dukungan voltase core (VCore) sebesar 1,4 Volt, menampakkan hasil yang cukup bagus dan stabil bila sistem pendingin yang digunakan cukup memadai (misalnya menggunakan pendingin cair Thermalright Ultra Extreme 1366 CPU Cooler. Paduan dari kedua angka tersebut menghasilkan nilai frekuensi clock prosesor sebesar 4200 MHz, cukup jauh dari standar normalnya yang hanya 3200 MHz (3,2 GHz).

3.Batas toleransi voltase dan temperatur untuk keperluan overclocking
Meningkatkan voltase (overvolting) komponen tertentu menjadi suatu bagian yang tak terpisahkan dan seringkali diperlukan untuk mendukung keberhasilan upaya-upaya overclocking. Dahulu, Ketika seseorang berupaya meng-overclock prosesor yang masih menggunakan sistem LGA775, selalu diikuti upaya untuk meningkatkan voltase core (nilai Vcore), voltase memori, voltase bus prosesor dan voltase chipset. Pengaturan nilai voltase bagian-bagian tersebut hingga melebihi nilai nominal atau nilai standarnya kerapkali mampu meningkatkan kemampuan overclocking suatu sistem komputer. Tindakan selanjutnya yang biasa dilakukan oleh seorang overclocker profesional adalah mengganti sistem pendingin komponen-komponen tadi dengan pendingin yang lebih bagus dan berkualitas tinggi. Patut dicatat di sini bahwa peningkatan voltase komponen-komponen semikonduktor di atas nilai normalnya dapat mengakibatkan peningkatan panas yang dihasilkan oleh komponen semikonduktor tadi. Bila keadaan semacam ini dibiarkan, dapat mengakibatkan kerusakan komponen atau memperpendek usia (umur pakai) komponen.
Upaya yang sama, yaitu upaya meningkatkan voltase komponen-komponen tadi juga diperlukan jika meng-overclock mikroprosesor Intel Core i7. Karena mikroprosesor Intel Core i7 memiliki struktur atau arsitektur yang berbeda, maka cara pengaturan voltasenyapun juga sedikit berbeda. Terdapat empat voltase yang harus diatur jika meng-overclock mikroprosesor Intel Core i7. Keempat voltase tersebut antara lain:
Voltase core prosesor (Vcore)

Besar nilai standar Vcore kususnya bergantung pada model atau spesifikasi prosesor. Prosesor dengan spesifikasi yang berbeda, seringkali nila VCore standarnya juga berbeda walaupun tidak selalu demikian, juntru seringkali sama. Nilai VCore standar untuk mikroprosesor Intel Core i7 biasanya adalah 1,2 Volt, kemungkinan bisa diatur sampai maksimum 1,55 Volt. Peningkatan voltase sampai 1,55 Volt ini harus diikuti penggunaan sistem pendingin yang bagus, misalnya menggunakan sistem water cooling.
Voltase Uncore dari controller QPI dan L3 Cache.

Besar nilai default voltasenya adalah 1,2 Volt. Terdapat kemungkinan voltase ini masih dapat ditingkatkan sampai 1,35 Volt tanpa mengakibatkan kerusakan pada prosesor.
Voltase memori.

Peningkatan voltase memori tampaknya secara langsung tidak mempengaruhi kerja CPU, tetapi mempengaruhi kerja memori atau kemampuan overclocking DDR3 SDRAM serta mempengaruhi kerja memory controller. Intel memberikan peringatan agar tidak meningkatkan voltase memori ini melebihi batas 1,65 Volt karena dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada prosesor. Dengan kata lain, pengaturan nilai maksimum untuk voltase memori adalah 1,65 Volt.
Voltase CPU PLL (PLL = Phase Locked Loop)

Pengaturan nilai voltase CPU PLL ini sangat penting untuk mendukung keberhasilan proses overclocking Mikroprosesor Intel Core i7. Nilai standar (default)-nya adalah 1,8 Volt. Intel masing memperkenankan meningkatkan voltase ini hingga 1,88 Volt, karena pada voltase sebesar ini resiko kerusakan prosesor sangat kecil (bahkan dapat dikatakan tanpa membawa resiko kerusakan pada prosesor).
Seperti telah diketahui bahwa overvolting (peningkatan voltase) pada komponen dapat meningkatkan temperatur komponen yang bersangkutan. Oleh karena itu, bila meng-overclock mikroprosesor Intel Core i7, sebaiknya monitoring terhadap temperatur prosesor tetap terus dilakukan. Temperatur maksimum yang diperkenankan untuk mikroprosesor Intel Core i7 sebesar 100 oC. Jika temperatur melebihi nilai tersebut, secara otomatis prosesor akan menurunkan nilai multiplier core hingga 12x. Mekanisme ini berguna untuk menghindari timbulnya panas yang berlebihan yang dapat merusak prosesor. Fitur tersebut sebagai bentuk proteksi prosesor dari bahaya kerusakan akibat overheating (panas yang berlebihan).

Sumber : gpinkom.wordpress.com

Di pasaran telah banyak beredar motherboard berbagai merk yang diproduksi untuk pasangan mikroprosesor Intel Core i7. Sebagai contoh, berikut ini disajikan dua jenis (merk) motherboard yang kompatibel dengan mikroprosesor Intel Core i7, yaitu motherboard Intel Extreme DX58SO dan motherboard ASUS P6T Deluxe.

1. Motherboard Intel Extreme DX58SO

Mikroprosesor Intel core i7 920 dan 940 Bloomfield serta Intel core i7 965 Extreme Edition Bloomfield XE adalah contoh prosesor pertama yang menggunakan arsitektur QuickPath. Sejak ketiga mikroprosesor tersebut dirilis ke pasaran, banyak pabrik-pabrik yang mulai menawarkan produk motherboard yang kompatibel dengan ketiga prosesor tadi. Motherboard-motherboard tersebut menggunakan chipset X58 dan memori triple channel DDR3.

Intel juga memproduksi motherboard yang kompatibel untuk mikroprosesor Core i7 920 Bloomfield, Core i7 940 Bloomfield maupun Core i7 965 Extreme Edition Bloomfield XE. Motherboard tersebut bernama Intel DX58SO dengan nama sandi Smackover. Motherboard ini menggunakan chipset Intel X58 Express yang dipasangkan dengan chip southbridge ICH10R. Chip southbridge ICH banyak menyediakan dukungan terhadap berbagai device seperti misalnya video dan audio. Seluruh bus dan komponen yang terpasang, beroperasi menggunakan clock dasar 133,33 MHz.




Pada gambar tersebut terlihat bahwa motherboard Intel DX58SO Smackover tidak dilengkapi port untuk Floppy maupun port untuk IDE. Pada motherboard ini tidak mungkin dipasangkan peralatan (device) untuk floppy maupun IDE. Untuk memasangkan kedua peralatan tadi diperlukan tambahan controller atau convertor. Selain itu, juga tidak terdapat port untuk PS/2 yang biasanya untuk keyboard dan mouse. Motherboard ini tampaknya sengaja didesain untuk menggunakan peralatan-peralatan baru dan meninggalkan peralatan-peralatan lama.

Pada motherboard Intel DX58SO terdapat empat multiplier yang secara menyeluruh mempengaruhi kecepatan sistem. Keempat multiplier tersebut antara lain:
Multiplier untuk kecepatan CPU
Multiplier untuk kecepatan memori
Multiplier untuk kecepatan QPI
Multiplier untuk kecepatan uncore

Multiplier untuk kecepatan CPU, memori dan QPI, disediakan untuk tujuan kemungkinan penggunaan aktivitas overclocking. Sedangkan multiplier untuk kecepatan uncore diaplikasikan untuk device dan tidak mempengaruhi kemampuan kerja (kinerja) prosesor. Keempat multiplier inilah yang mengatur dan pada gilirannya akan menghasilkan performa sistem komputer secara keseluruhan.

Fitur lain yang terdapat pada motherboard Intel DX58SO adalah audio Intel yang terintegrasi pada motherboard, performa grafik yang bertambah bagus, serta interface PCI Express 2.0 yang bandwidthnya dapat mencapai 16 GB/s per port. Data-data dan program aplikasi yang disimpan dalam sistem hard drive, dapat diambil dalam waktu yang cukup cepat. Sistem hard drive dapat mencapai enam port SATA yang memiliki kecepatan transfer data hingga 3 GB/s. Selain itu, juga dilengkapi sarana untuk perangkat penyimpan data eksternal (eSATA). Tampaknya Intel sengaja memproduksi motherboard ini untuk pasangan mikroprosesor core i7 yang dirilis pada bulan November 2008 lalu, selain untuk menghasilkan performa komputer yang cukup tinggi, juga untuk mendukung dan menjamin kestabilan sistem.

1.1.Hasil pengujian pasangan mikroprosesor Intel Core i7 dengan motherboard Intel DX58SO

Hasil pengujian berbagai kalangan yang bersifat independent (uji benchmark) dengan menggunakan program aplikasi seperti uji sistem 3DMark, uji sistem Sandra 2009, uji sistem Everest Ultimate, POC Ray, SuperPi, WinRAR, Crysis, maupun uji World in Conflict, menyebutkan bahwa pasangan mikroprosesor Intel Core i7 dengan motherboard Intel DX58SO menunjukkan nilai performa yang jauh lebih bagus dibandingkan mikroprosesor pendahulunya walaupun telah dioverclock dan dipasangankan dengan motherboard high end sekalipun. Pengujian tersebut meliputi pengujian CPU, memori, uji sistem penyimpan (storage), uji rendering untuk single core maupun quad core, dan uji performa grafik (DirectX). Berikut ini disajikan beberapa informasi tentang hasil pengujian.

Mikorprosesor Intel Core i7 yang dipasangkan pada motherboard Intel DX58SO dibandingkan dengan mikroprosesor pendahulunya, yaitu mikroprosesor Intel X3350 yang frekuensinya telah di-overclock hingga 3,2 GHz dan dipasangkan pada motherboard ASUS P5E3.
Hasil uji sistem CPU menunjukkan bahwa prosesor Intel Core i7 unggul sebesar 40 % di atas prosesor Intel X3350.
Perbedaan yang sangat mencolok terlihat pada hasil test memorinya. Bandwidth memori Intel Core i7 100% lebih tinggi dibandingkan Intel X3350. Hal ini menunjukkan memory controller yang terintegrasi didalam mikroprosesor Core i7 bekerja jauh lebih baik dibandingkan sistem Intel X3350 yang menggunakan memory controller eksternal.
Hasil uji 3DMark menunjukkan skor untuk CPU Intel Core i7 lebih tinggi 5% hingga 10% dibandingkan Intel X3350. Uji 3DMark ini biasa digunakan untuk mengukur seberapa besar efisiensi dan performa sistem ketika digunakan untuk menjalankan game 3 dimensi (3D game).
Hasil uji menggunakan SuperPi menunjukkan prosesor Intel Core i7 menampilkan performa lebih bagus dibandingkan Intel X3350. Pengujian menggunakan SuperPi biasanya digunakan oleh para overclocker dan penggemar berat komputer untuk menguji stabilitas sistem setelah prosesor di overclock.

1.2.Kesimpulan

Arsitektur baru yang diterapkan pada prosesor Intel Core i7 teruji lebih stabil daripada arsitektur tradisional yang digunakan oleh prosesor sebelumnya. Prosesor ini bagus untuk menjalankan aplikasi tiga dimensi, software video, audio, serta diketahui jauh lebih baik dibandingkan prosesor-prosesor produk sebelumnya. Editing video dan grafik dapat diproses lebih halus dengan waktu yang lebih singkat. Software untuk video dan image edisi terakhir yang dikenal dengan nama Adobe CS4 produk raksasa pembuat software Adobe System, dikabarkan kompatibel dengan prosesor Intel Core i7.

Prosesor Intel Core i7 terutama Intel Core i7 Extreme Edition sangat cocok untuk para maniak komputer, penggemar dan pemakai game 3D, overclocker maupun untuk kaum seniman grafik profesional.

1.3.Penjelajahan bios pada Motherboard Intel Extreme DX58SO

Motherboard Intel Extreme DX58SO menggunakan chipset Intel X58 Tylersburg dan bios yang memiliki beberapa fitur tweaking untuk sistem komputer, mulai dari setting QPI, voltase, SLI dan pengaturan sistem power.
Tampilan setting BIOS pada menu ‘Main’


Pada menu MAIN (main = utama) ditampilkan spesifikasi umum sistem komputer. Informasi yang ditampilkan di sini meliputi spesifikasi bios, prosesor, memori, QPI, dan cache memori. Sistem komputer tersebut di atas menggunakan prosesor Intel Core i7 Blooomfield XE berkecepatan (frekuensi) 3,20 GHz, QPI 6,4 GT/s, kecepatan sistem memori 1333 MHz, L2 Cache 256 KB dan L3 Cache 8192 KB (8 MB).

Pada bagian yang tulisannya berwarna biru, dapat diubah nilainya. Melalui menu ‘MAIN’ ini pengguna komputer bisa men-disable atau enable multiple core dan fitur Hyper-Threading, mengganti tanggal, jam, serta memilih bahasa yang digunakan oleh bios. Pada bios ini, bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris, seluruh core diaktifkan, fitur Hyper-Threading juga diaktifkan.
Tampilan setting BIOS pada menu ‘Advanced’


Pada menu ‘Advanced’ ditampilkan opsi (pilihan) BIOS seperti biasanya yang terdapat pada sistem komputer terdahulu (komputer berbasis mikroarsitektur Intel Core). Melalui menu ‘Advanced’ ini dapat dilakukan pengaturan periperal-periperal yang ada dengan cara meng-enable/disable periperal tersebut. Pengaturan drive juga bisa dilakukan melalui pilihan menu ini. Selain itu, juga ditampilkan informasi mengenai boot, serta laporan mengenai keadaan hardware-nya (hardware monitoring) seperti disajikan pada gambar di atas.
Tampilan setting BIOS pada menu ‘Performance’


Sebelum memasuki opsi-opsi yang disediakan pada menu ‘Performance’, akan muncul peringatan seperti tertera pada gambar di atas yang maknanya kurang lebih:

Peringatan: Pengubahan nilai frequensi clock dan/atau voltase kemungkinan dapat menimbulkan

(i) menurunkan stabilitas sistem, kemampuan sistem dan prosesor

(ii) mengakibatkan kegagalan prosesor dan komponen sistem lainnya

(iii) mengakibatkan pengurangan dan penurunan performa prosesor dan sistem

(iv) mengakibatkan kerusakan tambahan

(v) mempengaruhi (bisa merusak) integritas (keutuhan) data

Intel tidak menguji dan tidak menggaransi prosesor yang dioperasikan melebihi spesifikasinya.

Oleh karena itu, pengubahan nilai frekuensi clock terutama overclocking dan voltase harus dilakukan dengan cermat dan perhitungan yang matang untuk menghindari kerusakan, kerugian atau akibat-akibat seperti tertera pada peringatan tersebut. Kerusakan akibat pengubahan nilai frekuensi clock dan voltase, tidak digaransi oleh Intel.

Setelah peringatan ini tampil di layar, selanjutnya dapat diteruskan menampilkan opsi-opsi (pilihan) yang merupakan submenu dari menu ‘Performance’, yang berguna untuk mengatur performa sistem komputer. Menu utama ‘Performance’ memiliki submenu seperti tertera pada gambar (tampilan) berikut:


Filesafe Watchdog

Submenu ‘Filesafe Watchdog’ sebaiknya diatur enable. Dengan demikian, bila komputer mengalami permasalahan booting, ‘Filesafe Watchdog’ akan mengembalikan BIOS pada aturan defaultnya. Fitur ini diketahui mampu bekerja dengan baik. Itulah sebabnya disarankan agar selalu meng-enable fitur ini.

Host Clock Frequency Override

Submenu ‘Host Clock Frequency Override’ digunakan untuk mengatur nilai clock dasar CPU (BCLK atau base clock prosesor). Bila opsi submenu ini diatur Automatic, maka CPU akan menggunakan nilai clock dasar standar default-nya. Untuk mikroprosesor Intel Core i7 920, Intel Core i7 940 dan Intel Core i7 965 XE, nilai clock dasarnya adalah 133 MHz. Pada kondisi seperti ini upaya overclocking dengan cara meningkatkan nilai clock dasarnya tidak dapat dilakukan.

Khususnya, bila ingin meng-overclock mikroprosesor Intel Core i7 920 dan Intel Core i7 940, pada submenu ‘Host Clock Frequency Override’ harus dipilih opsi manual, jangan Automatic, maka di layar monitor akan ditampilkan informasi mengenai besarnya nilai clock dasarnya sebagai berikut:


Nilai BCLK ini bisa ditentukan sendiri besarnya. Overclocking prosesor dapat dilakukan dengan cara meningkatkan nilai BCLK-nya.

Mikroprosesor Intel Core i7 965 XE juga dapat di-overclock dengan cara seperti ini, selain dengan cara meningkatkan nilai multipliernya. Misalnya, bila nilai BCLK diubah dari standar defaultnya 133 MHz menjadi 150 MHz, maka kecepatan mikroprosesor Intel Core i7 965 XE yang semula 3,2 GHz akan berubah meningkat menjadi 3,6 GHz. Peningkatan kecepatan ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Nilai multiplier mikroprosesor Intel Core i7 965 XE adalah 24x, BCLK standarnya adalah 133 MHz. Dengan demikian kecepatan standarnya adalah 24 x 133 MHz = 3192 MHz. Jika dibulatkan menjadi 3200 MHz atau 3,2 GHz.

Setelah nilai BCLK diubah (di-overclock) menjadi 150 MHz, maka kecepatan mikroprosesor berubah dan meningkat menjadi 24 x 150 MHz = 3600 MHz atau 3,6 GHz.

Processor Overrides

Terdapat banyak pilihan (opsi) pada submenu ‘Processor Overrides’ yang berhubungan dengan prosesor. Melalui pemilihan opsi-opsi ini proses overclocking atau hal-hal yang mendukung overclocking dapat dilakukan, mulai dari voltase prosesor, multiplier frekuensi prosesor, konfigurasi prosesor pada saat idle, dan lain-lainnya.

Static CPU Voltage Override

Opsi ‘Static CPU Voltage Override’ berguna untuk mengatur nilai voltase prosesor. Pilihan tertinggi nilai voltase prosesor adalah 1,6 Volt. Bila dipilih opsi Default maka prosesor akan bekerja pada voltase standarnya. Jika seorang overclocker melakukan overclocking, biasanya juga melakukan overvolting yaitu meningkatkan nilai voltase prosesor di atas nilai standarnya agar diperoleh hasil yang lebih optimal.
Maximum Non-Turbo Ratio

Opsi ini berguna untuk mengatur atau menentukan nilai multiplier frekuensi prosesor. Pada mikroprosesor Intel Core i7 920 dan Intel Core i7 940, multiplier tersebut tidak dapat diubah karena multiplier kedua mikroprosesor tersebut memang dikunci oleh Intel. Sedangkan multiplier mikroprosesor Intel Core i7 965 Bloomfield XE tidak dikunci oleh Intel (unlock multiplier), memang disediakan untuk kaum overclocker dan enthusiast komputer yang senang melakukan overclocking untuk memperoleh performa komputer yang lebih baik (lebih cepat). Oleh karena itu, mikroprosesor Intel Core i7 965 Bloomfield XE dapat di-overclock dengan cara mengubah nilai multiplier-nya hingga melebihi nilai standarnya.

Memory Overrides

Pada submenu ‘Memory Override’ disediakan banyak pilihan untuk mengatur hal-hal yang berhubungan dengan memori. Misalnya voltase memori, timing, multiplier frekuensi memori dan lain-lainnya. Upaya meningkatkan kinerja memori dengan cara meningkatkan frekuensi clock memori, voltase memori dan hal-hal yang berkaitan dengan memori dapat dilakukan melalui opsi-opsi yang ada pada submenu ini.


Jika opsi ‘Performace Memory Profile’ disetel Automatic maka nilai-nilai seperti UCLK Multiplier, Memory Multiplier, tCL dan lain-lainnya adalah nilai standarnya. Agar nilai-nilai tersebut dapat diubah, maka opsi ‘Performace Memory Profile’ harus disetel Manual-User Define seperti ditampilkan pada gambar berikut:

Memory Multiplier (multiplier memori)

Upaya meningkatkan frekuensi memori dapat dilakukan melalui pengubahan nilai Memory Multiplier hingga di atas nilai standarnya (defaultnya). Sebaliknya, bila ingin melakukan underclocking memori (penurunan nilai frekuensi memori), nilai Memori Multiplier harus diubah menjadi di bawah nilai standarnya. Berikut ini disajikan tabel nilai Memory Multiplier dalam hubungannya dengan nilai frekuensi memori.

Memory Voltage (voltase memori)

Besarnya voltase yang dialirkan ke memori dapat diatur melalui opsi ‘Memory voltage’. Bila meng-overclock memori, agar diperoleh hasil yang memuaskan biasanya diikuti dengan tindakan menaikkan nilai voltase memori. Pada opsi ini disediakan pilihan nilai voltase memori hingga 2,5 Volt, jauh dari nilai standarnya yang hanya 1,54 Volt.


Bus Overrides

Pengubahan-pengubahan kecepatan bus dapat dilakukan pada submenu ini. Pengubahan kecepatan transfer data QPI dapat dilakukan melalui opsi ‘QPI Data Rate’ yang merupakan bagian dari QPI Configuration. Sedangkan pengubahan voltase QPI dapat dilakukan melalui opsi ‘QPI Voltage Override’.

QPI Data Rate

Opsi QPI Data Rate berguna untuk mengatur kecepatan transfer data QPI. Jika QPI Data Rate diatur Auto, maka akan digunakan kecepatan standarnya. Selain pilihan Auto, juga disediakan tiga pilihan kecepatan transfer data QPI, yaitu 4,8 GT/s, 5,866 GT/s, dan 6,4 GT/s. Dengan demikian kecepatan transer data QPI dapat diatur manual dengan cara memilih salah satu tiga nilai kecepatan transfer yang tersedia.


2.Motherboard ASUS P6T Deluxe

Motherboard-motherboard produksi ASUS Company sering dipakai oleh overclocker sebagai salah satu komponen penting yang dipakai untuk aktivitas overclocking mikroprosesor. Perusahaan ASUS memang dikenal sebagai perusahaan yang memproduksi motherboard berkualitas tinggi. Motherboard, memori, kartu grafis dan periperal lainnya yang berkualitas tinggi merupakan faktor utama yang turut menentukan keberhasilan upaya overclocking mikroprosesor. Perusahaan ASUS telah memproduksi motherboard baru untuk mikroprosesor Intel Core i7. Nama motherboard tersebut adalah ASUS P6T Deluxe yang diketahui sangat cocok untuk kegiatan overclocking karena pada BIOSnya tersedia banyak menu pilihan untuk pengaturan frekuensi clock dan voltase berbagai komponen seperti CPU, DRAM, QPI, dan komponen lainnya.


2.1. Beberapa fitur Motherboard ASUS P6T Deluxe

Motherboard ASUS P6T Deluxe yang menggunakan chipset (IO Hub) Intel X58 Tylersburg ini menyediakan tiga slot tempat untuk kartu grafis PCI Express x16 yang kompatibel dengan versi protokol 2.0. Slot-slot tersebut dapat bekerja dalam dua mode, yaitu:

▫ x16/x16/x1 dengan satu atau dua kartu grafis, atau

▫ x16/x8/x8 dengan tiga kartu grafis

Motherboard ASUS P6T Deluxe mampu mendukung penggunaan dual kartu grafis tanpa ada batasan. Motherboard tersebut telah mendapatkan sertifikasi dari Nvidia. Oleh karena itu, selain mampu mendukung teknologi Crossfire ATI, juga mampu mendukung Nvidia SLI. Dengan demikian, motherboard ASUS P6T Deluxe cukup baik bila digunakan sebagai bahan perakitan komputer berperforma tinggi (misalnya untuk game) yang dilengkapi beberapa tipe akselerator grafik. Selain menyediakan tiga slot PCI Express x16, motherboard tersebut juga menyediakan satu slot untuk PCI Express x4 dan dua slot PCI reguler.

Motherboard ASUS P6T Deluxe menempatkan 6 slot DIMM untuk DDR3 SDRAM, dua slot per channel. Dengan gambaran seperti ini bermakna bahwa motherboard ASUS P6T Deluxe mampu mengakomodasi memori hingga 12 GB. Tidak berbeda dengan motherboard terdahulu, lokasi slot DIMM ini berada di sebelah kanan soket prosesor, sehingga terkesan tidak ada yang istimewa dalam hal desain tata letak pada motherboard ini.

Motherboard ASUS P6T Deluxe menggunakan Southbridge ICH10R yang memang merupakan pasangan dari IO Hub Intel X58. Southbridge ICH10R tidak menyediakan dukungan untuk device PATA. Oleh karena itu, ASUS menambahkan controller Marvell 88SE6111 ke dalam motherboardnya, sehingga motherboard ASUS P6T Deluxe kini menyediakan/mendukung penggunaan interface PATA-133 dan eSATA. Pada bagian belakang motherboard (back panel) disediakan port untuk eSATA. ASUS juga menyediakan dua port network Gigabit melalui controller Marvell 88E8056. Kedua port tersebut juga terlihat terpasang pada panel di bagian belakang motherboard. Port-port lain yang terpasang pada panel tersebut antara lain 8 port USB 2.0, port PS/2 untuk keyboard atau mouse dan port audio.


Motherboard ASUS P6T Deluxe menyediakan fitur baru, yaitu aplikasi Turbo-V. Aplikasi ini berguna untuk mengatur parameter-parameter yang ada pada motherboard secara langsung dan mudah melalui OS (Operating System). Misalnya mengatur frekuensi BCLK dan voltase berbagai komponen yang ada

2.2. Penelusuran BIOS pada motherboard ASUS P6T Deluxe
Motherboard ASUS P6T Deluxe memiliki BIOS yang menarik. Pengaturan-pengaturan frekuensi clock dan voltase yang berhubungan dengan prosesor, DRAM (memori), QPI, bus serta chipset, mudah dilakukan terutama untuk tujuan overclocking. Pengaturan frekuensi clock dan voltase ini dapat dilakukan melalui menu Ai Tweaker yang tersedia pada setup BIOS. Opsi yang tersedia pada menu Ai Tweaker cukup banyak dan rinci.



Pengaturan frekuensi BCLK (pada opsi BCLK Frequency). Frekuensi BCLK dapat diubah dengan mudah. Angka frekuensi ini dapat diatur mulai dari 100 MHz hingga 500 MHz. Nilai default (standar normal) yang tertera pada motherboard adalah 133 MHz. Bila ingin meng-overclock prosesor, QPI, memori dan bagian uncore, maka nilai BCLK harus diatur lebih dari 133 MHz.
Pengaturan frekuensi memori (pada opsi DRAM Frequency). BIOS motherboard ASUS ini menyediakan beberapa pilihan nilai frekuensi DDR3 mulai dari 800 MHz hingga 2133 MHz. Pilihan nilai frekuensi selengkapnya adalah:
DDR3 – 800 MHz
DDR3 – 1066 MHz
DDR3 – 1333 MHz
DDR3 – 1600 MHz
DDR3 – 1866 MHz
DDR3 – 2133 MHz

Tampak bahwa nilai frekuensi pada pilihan tersebut, mulai dari 800 MHz hingga 2133 MHz naik secara bertahap. Besar kenaikannya selalu tetap yaitu 266 MHz dari tahap ke tahap. Sementara itu nilai standar BCLK untuk Intel Core i7 adalah 133 MHz. Hal ini memberikan makna bahwa kenaikan nilai frekuensi memori pada pilihan tersebut diatur selalu sebesar dua kali nilai BCLK-nya, yang bermakna pula setara dengan menaikkan nilai multiplier-nya dengan menambahkan angka 2 pada nilai multiplier sebelumnya. Sebagai contohnya:

Multiplier memori untuk Intel Core i7 965 XE, nilai standar normalnya adalah 10x. Sedangkan nilai standar BCLK adalah 133 MHz.
Maka Frekuensi memorinya adalah 10 x 133 MHz = 1333 MHz.

Misalkan memori tersebut di-overclock dengan cara meningkatkan nilai multipliernya dari 10x menjadi 12x (naik dua angka). Maka frekuensi memori berubah menjadi 12 x 133 MHz = 1600 MHz. (kurang lebih naik 266 MHz dari nilai standar normalnya).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kenaikan nilai frekuensi sebesar 266 MHz, setara dengan kenaikan nilai multipliernya sebesar dua angka lebih tinggi dari nilai multiplier sebelumnya.
Pengaturan Voltase CPU (pada opsi CPU Voltage)
Nilai standar voltase CPU (VCore) untuk mikroprosesor Intel Core i7 Bloomfield adalah 1,2 Volt, sedangkan untuk mikroprosesor Intel Core i7 Extreme Edition Bloomfield XE adalah 1,504 Volt. Pada BIOS motherboard ASUS P6T Deluxe disediakan pilihan pengaturan nilai voltase CPU antara (minimum) 0,85 Volt hingga (maksimum) 2,1 Volt dengan kenaikan nilai antara pilihan voltase satu dengan lainnya sebesar 0,00625 Volt.
Pengaturan Voltase CPU PLL (pada opsi CPU PLL Voltage)
Pilihan nilai voltase CPU PLL yang disediakan berkisar antara (minimum) 1,80 Volt hingga (maksimum) 2,50 Volt dengan kenaikan nilai antara pilihan voltase satu dengan lainnya sebesar 0,02 Volt.
Pengaturan Voltase QPI/Core DRAM (pada opsi QPI/DRAM Core Voltage)
Pilihan nilai voltase yang disediakan berkisar 1,20 Volt hingga 1,90 Volt dengan kenaikan nilai antara pilihan voltase satu dengan lainnya sebesar 0,00625 Volt.
Pengaturan Voltase IOH (pada opsi IOH Voltage)
Pilihan nilai voltase IOH yang disediakan berkisar 1,10 Volt hingga 1,70 Volt dengan kenaikan nilai antara pilihan voltase satu dengan lainnya sebesar 0,02 Volt.
Pengaturan Voltase IOH PCIE (pada opsi IOH PCIE Voltage)
Pilihan nilai voltase IOH yang disediakan berkisar 1,50 Volt hingga 2,76 Volt dengan kenaikan nilai antara pilihan voltase satu dengan lainnya sebesar 0,02 Volt.
Pengaturan Voltase ICH (pada opsi ICH Voltage)
Pilihan nilai voltase ICH yang disediakan berkisar 1,10 Volt hingga 1,40 Volt dengan kenaikan nilai antara pilihan voltase satu dengan lainnya sebesar 0,1 Volt.
Pengaturan Voltase ICH PCIE (pada opsi ICH PCIE Voltage)
Pilihan nilai voltase ICH PCIE yang disediakan berkisar 1,50 Volt hingga 1,80 Volt dengan kenaikan nilai antara pilihan voltase satu dengan lainnya sebesar 0,1 Volt.
Pengaturan Voltase bus DRAM (pada opsi DRAM Bus Voltage)
Pilihan nilai voltase bus DRAM yang disediakan berkisar 1,50 Volt hingga 2,46 Volt dengan kenaikan nilai antara pilihan voltase satu dengan lainnya sebesar 0,02 Volt.

Untuk memudahkan pemahaman, berikut ini disajikan secara sederhana tabel yang berisi ringkasan dari opsi nilai voltase berbagai parameter tadi.


Pengaturan Timing DRAM (pada opsi DRAM Timing Control). BIOS motherboard ASUS P6T Deluxe juga menyediakan pengaturan timing memori (DRAM). Fasilitas pengaturan ini juga terdapat pada menu Ai Tweaker pada submenu DRAM Timing Control. Daftar opsi-opsi pengaturan memori pada submenu DRAM Timing Control disajikan pada gambar tampilan BIOS berikut ini.


Tampak bahwa item-item pengaturan sangat rinci. Jika pengguna bingung dengan item-item ini, cukuplah mengatur semuanya dengan pilihan Auto.

BIOS motherboard ASUS P6T Deluxe menyediakan fasilitas khusus untuk mengatur fitur teknologi prosesor yang terkandung di dalam prosesor tersebut, misalnya teknologi Processor Power-Saving, teknologi Intel Virtualization, Execute Disable Bit (Xdbit), Intel HTT (Hyper-Threading Technology), EIST (Enhanced SpeedStep Technology), Intel C-State, dan lain-lainnya. Pengaturan penggunaan fitur teknologi prosesor tersebut terdapat pada menu Advanced yang ada pada BIOS.



Jika ingin mengaktifkan atau memanfaatkan fitur-fitur tersebut cukup dengan memilih opsi enable. Sebaliknya jika tidak ingin menggunakannya, harus memilih disable.
Pada menu Advanced juga ditampilkan informasi mengenai spesifikasi prosesor yang dipakai, mulai dari clock speed (frekuensi clock), BCLK, multiplier hingga cache memory-nya.
Sedangkan untuk mengontrol kondisi hardware, seperti misalnya temperatur CPU (prosesor), voltase CPU dan kecepatan Fan, dapat dilihat pada menu Power pada BIOS, yaitu pada submenu Hardware monitoring.


Motherboard ASUS P6T Deluxe tampaknya berbeda dengan motherboard ASUS kelas high-end lainnya. Pada motherboard ini terdapat fitur khusus yang menarik, yaitu O.C. Profile dan EZ Flash yang terintegrasi (integrated) pada motherboard. EZ Flash berguna untuk meng-update BIOS.

Sumber : gpinkom.wordpress.com

Intel Core i7

Setelah pada tulisan kami sebelumnya sudah dibahas mengenai fitur-fitur dan varian dari keluarga Intel Core i7,sekarang kami lanjutkan pembahasan mengenai prosesor Intel yang satu ini.

A.Base clock dan Mutiplier

Clock dasar yang dikenal dengan nama base clock atau disingkat dengan istilah BCLK digunakan untuk mengatur frekuensi berbagai bagian fungsional prosesor, antara lain:
Frekuensi prosesor, yaitu frekuensi (clock speed) setiap core prosesor
Frekuensi northbridge atau bagian uncore. Frekuensi bagian uncore ini disebut juga dengan nama uncore clock yang disingkat dengan istilah UCLK. Di dalamnya termasuk frekuensi L3 Cache dan triple channel memory controller . Frekuensi keduanya ditentukan dan dapat diatur di bagian uncore ini.
Frekuensi memori DDR3.
Frekuensi interface QPI yang menghubungkan prosesor dengan IO Hub.

Selaras dengan kondisi tersebut, keluarga mikroprosesor Intel Core i7 memiliki empat multiplier yang nilainya dapat berbeda satu dengan lainnya, yang secara terpisah digunakan untuk menentukan besarnya frekuensi setiap bagian prosesor tadi. Multiplier tersebut bersifat independen satu dengan lainnya. Lebih jelasnya dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Frekuensi (clock speed) CPU atau core ditentukan dari hasil perkalian clock dasar (BCLK) dengan faktor pengali (multiplier) CPU.

Frekuensi Core = BCLK x multiplier core
Frekuensi uncore ditentukan dari hasil perkalian clock dasar (BCLK) dengan faktor pengali (multiplier) uncore.

Frekuensi Uncore = BCLK x multiplier uncore
Frekuensi memori ditentukan dari hasil perkalian clock dasar (BCLK) dengan faktor pengali (multiplier) memori.

Frekuensi Memori = BCLK x multiplier memori
Frekuensi QPI ditentukan dari hasil perkalian clock dasar (BCLK) dengan faktor pengali (multiplier) QPI.

Frekuensi QPI = BCLK x multiplier QPI



Keempat multiplier tersebut bersifat independen. Namun, biasanya nilai multiplier bagian uncore sedikitnya dua kali nilai multiplier memorinya. Berikut ini disajikan nilai standar (default) multiplier bebagai model mikroprosesor Intel Core i7.


Nilai BCLK (clock dasar) ketiga model mikroprosesor Core i7 tersebut adalah sama, yaitu 133 MHz. Sedangkan nominal frekuensi (clock speed) untuk masing-masing bagian (komponen) mikroprosesor bergantung pada model mikroprosesor. Tabel berikut menyajikan nilai (nominal) frekuensi standar masing-masing bagian dari ketiga model mikroprosesor tersebut.


B. Heatsink untuk prosesor Intel core i7
Mikroprosesor Intel Core i7 mempunyai desain pendingin (HSF) tersendiri yang tidak kompatibel dengan model mikroprosesor sebelumnya (Intel Core 2). Begitupun sebaliknya, HSF untuk Intel Core 2 juga tidak kompatibel dengan mikroprosesor Intel Core i7. Dengan kata lain dapat dikatakan, HSF untuk mikroprosesor yang menggunakan soket LGA 775 tidak saling kompatibel dengan HSF untuk mikroprosesor yang menggunakan soket LGA 1366. Namun, produsen-produsen HSF dapat dengan mudah memproduksi HSF baru untuk Intel Core i7 dengan tetap menggunakan desain lama yang telah dimodifikasi sedikit untuk diadaptasikan dengan mikroprosesor Intel Core i7.
Mikroprosesor Core i7 920 Blommfield oleh Intel dijual lengkap dengan pendingin (HSF)-nya. Heatsink tersebut berbentuk kepingan-kepingan atau sirip yang terbuat dari aluminium tersusun melingkar, pada bagian pusat atau tengahnya terbuat dari tembaga. Heatsink ini dilengkapi dengan fan berukuran 90 mm. Heatsink dan Fan (HSF) disangga oleh empat tiang penyangga yang terbuat dari plastik yang dapat dimasukkan ke lubang yang tersedia pada motherboard dan terkunci pada motherboard tadi. Dalam kondisi pemakaian normal dan prosesor tetap bekerja pada spesifikasi standarnya, pendingin ini diketahui cukup efisien mendinginkan dan menjaga prosesor agar temperaturnya tidak melebihi batas toleransinya. Namun, bila prosesor di-overclock, HSF tersebut diragukan kemampuannya dalam menjaga temperatur prosesor, dan sebaiknya diganti dengan pendingin lain yang kualitas pendinginannya lebih bagus untuk mempertahankan kestabilan kerja sistem komputer.



1. Pendingin CPU Noctua NH-U12P
Salah satu jenis pendingin yang diketahui cukup efisien untuk mendinginkan prosesor Intel Core i7 adalah pendingin Noctua NH-U12P. Pendingin ini pernah diuji coba oleh salah satu pengguna komputer (seorang overcocker), dipakai untuk mendinginkan mikroprosesor Intel Core i7 yang telah di-overclock, ternyata memberikan hasil yang tidak mengecewakan, efektif dalam menjaga suhu prosesor.



Seperti telah diketahui bahwa pendingin prosesor (CPU cooler) berperanan sangat penting untuk menjaga temperatur prosesor agar tetap berada pada temperatur yang dapat ditoleransi, tidak melebihi 100 oC. Apalagi mikroprosesor yang telah di-overclock, prosesor tersebut lebih cepat menghasilkan panas, sehingga diperlukan sistem pendingin yang lebih bagus, lebih berkualitas yang secara efektif mampu mengendalikan panas yang dikeluarkan oleh prosesor hingga tidak sampai melebihi ambang batas maksimumnya. Bila temperature melebihi batas tersebut (lebih besar dari 100 oC) dapat menghambat kerja prosesor (kinerja menurun), karena prosesor secara otomatis menurunkan frekuensi clocknya dengan cara menurunkan nilai multipliernya sampai temperature prosesor kembali berada pada nilai temperature yang dapat ditoleransi.

C. Chipset X58
Seiring dengan banyaknya perubahan pada mikroprosesor Intel Core i7 yang merupakan kelanjutan dari mikroprosesor pendahulunya, sudah semestinya bila diimbangi dengan chipset yang juga bertektologi baru selaras dengan prosesornya. Untuk itu, bersamaan dengan dirilisnya mikroprosesor Intel Core i7, Intel juga merilis chipset baru sebagai pasangannya pada bulan November 2008. Chipset tersebut bernama Intel X58 dengan nama sandi Tylersburg. Intel menyebut chipset ini dengan istilah IO Hub. Chipset tersebut didesain mampu mendukung interface QPI yang digunakan oleh prosesornya. Intel X58 adalah IO Hub yang didesain untuk komputer desktop, serta merupakan IO Hub pertama yang dapat mendukung prosesor berarsitektur QuickPath. Chipset Intel X58 juga merupakan chipset pertama yang dilengkapi dukungan terhadap penggunaan soket B (LGA 1366), dan tidak kompatibel dengan mikroprosesor pendahulunya.
Mikroarsitektur Nehalem melahirkan mikroprosesor baru yang dilengkapi memory controller yang terintegrasi di dalamnya. Dengan arsitektur seperti itu, maka dengan sendirinya chipset Intel X58 yang menjadi pasangannya tidak lagi didesain memiliki memory controller atau interface memori.


Arsitektur QuickPath sangat berbeda dengan arsitektur Intel sebelumnya. Oleh karena itu, peran chipset Intel X58 tidak dapat lagi dipersamakan dengan peran chipset-chipset pendahulunya. Pada motherboard berkonfigurasi single prosesor (memiliki soket tunggal), peran Intel X58 mirip dengan MCH (chipset nortbridge), terutama mengatur hubungan dari tiga arah, yaitu:
Komunikasi dengan prosesor melalui jalur interconnect berkecepatan tinggi
Komunikasi dengan southbridge melalui interface DMI
Komunikasi dengan periperal berkecepatan tinggi melalui PCI-E.

Sebenarnya Intel X58 memiliki dua QPI yang dapat dikoneksikan langsung ke dua prosesor jika motherboard dan spesifikasi prosesornya berkonfigurasi dual prosesor (DP). Antara Intel X58 dengan kedua prosesor tadi akan membentuk koneksi segitiga, karena prosesor DP tersebut juga memiliki dua QPI. Jika Intel X58 dipasangkan mikroprosesor Intel Core i7 yang memang konfigurasinya single prosesor (motherboard-nya mempunyai soket tunggal), maka QPI yang kedua tidak digunakan.

Sumber : gpinkom.wordpress.com

Varian Mikroprosesor Intel Core i7

Keluarga mikroprosesor Intel Core i7 pada saat ini (Maret 2009) masih terdiri dari dua varian, yaitu Intel Core i7 bernama sandi Bloomfield dan Intel Core i7 Extreme Edition bernama sandi Bloomfield XE.
Prosesor Intel Core i7 dilaporkan dapat di-overclock. Proses overclocking prosesor berarsitektur Core i7, khususnya Intel Core i7 Extreme Edition, mirip dengan prosesor AMD Phenom atau lainnya yang desain MCH-nya on die (terintegrasi dalam prosesor). Proses overclocking sangat dimungkinkan atau lebih mudah dilakukan bila dipasang pada motherboard yang menggunakan chipset X58.

A. Mikroprosesor Intel Core i7 bernama sandi Bloomfield
Mikroprosesor Intel Core i7 Bloomfield yang pertama kali diproduksi adalah Core i7 920 berkecepatan 2,66 MHz dan Core i7 940 berkecepatan 2,93 MHz. Keduanya dirilis bersama-sama dengan mikroprosesor Intel Core i7 Extreme Edition 965 XE pada bulan November 2008. Hasil pengujian dengan menggunakan 3Dmark Vantage benchmark, prosesor Core i7 920 maupun Core i7 940 menampilkan kinerja yang lebih bagus dibandingkan prosesor pendahulunya, yaitu Intel Core 2 Extreme QX9770. Hasil pengujian ketiga prosesor tersebut yang tetap bekerja pada kecepatan normalnya, memberikan skor 17,666 untuk prosesor Core i7 940, sedangkan Core i7 920 memperoleh skor 16,294 dan Core 2 Extreme QX9770 mendapatkan skor 13,182.

Keterangan:
Berlaku untuk seluruh model: QPI (QuickPath Interconnect) 1 x 4800 MT/s (4,8 GT/s), L1 Cache 4 x 64 KB, L2 Cache 4 x 256 KB, L3 Cache 8 MB berlaku share (digunakan bersama) untuk semua core, Clock dasar (base clock) 133 MHz, TDP 130 Watt, Vcore 1,2 Volt, di desain menggunakan soket LGA 1366, memory controller 3 x DDR3-800/1066.
Harga ini adalah harga ketika pertama kali dirilis, merupakan harga per unit prosesor untuk kuantiti pembelian 1000 unit prosesor.

Mikroprosesor Intel Core i7 920 dan 940 Bloomfield menggunakan QPI berfrekuensi 2,4 GHz (kecepatan transfer data = 4,8 GT/s) dengan bandwidth per ‘direction’ sebesar 9,6 GB per detik (9,6 GB/s) atau bandwidth per ‘link’ (bidirectional) sebesar 19,2 GB per detik (19,2 GB/s). Sedangkan pada mikroprosesor Intel Core i7 965 Extreme Edition Bloomfield XE menghasilkan bandwidth per ‘direction’ sebesar 12,8 GB per detik atau bandwidth per ‘link’ 25,6 GB per detik.


Gambar Intel Core i7 920 Bloomfield


Gambar dari Intel Core i7 940 Bloomfield

Mikroprosesor Intel Core i7 920 Bloomfield stepping D0 telah banyak beredar di pasaran. Prosesor stepping D0 tersebut menggunakan kode S-Spec SLBEJ, merupakan versi revisi (hasil revisi) dari produk Intel Core i7 920 yang lama (stepping C0, kode s-Spec SLBCH). Prosesor ini dikabarkan memiliki kemampuan overclock yang lebih tinggi dibandingkan Intel Core i7 versi lama tadi.


Mikroprosesor Intel Core i7 920 Bloomfield stepping D0


B. Mikroprosesor Intel Core i7 Extreme Edition bernama sandi Bloomfield XE

Mikroprosesor Intel Core i7 Extreme Edition Bloomfield XE mampu memberikan performa yang lebih bagus daripada Intel Core i7 Bloomfield. Seperti biasanya, perusahaan Intel selalu memproduksi prosesor-prosesor berperforma tinggi yang pemasarannya ditujukan untuk para enthusiast (penggemar berat) komputer. Prosesor berperforma tinggi tersebut seringkali diberinama akhiran Extreme atau Extreme Edition. Tampaknya, mikroprosesor Intel Core i7 Extreme Edition Bloomfield XE termasuk golongan ini, pemasarannya ditujukan untuk para enthusiast (penggemar berat) komputer.
Ketika mikroprosesor keluarga Intel Core i7 pertama kali diproduksi dan dirilis ke pasaran, mikroprosesor Intel Core i7 Extreme Edition Bloomfield XE memiliki nilai clock speed dan QPI yang lebih tinggi dibandingkan mikroprosesor Intel Core i7 Bloomfield. Selain itu, multiplier mikroprosesor Intel Core i7 Extreme Edition Bloomfield XE tidak ‘dikunci’ (unlocked multiplier), sehingga prosesor ini mudah untuk di-overclock maupun di-underclock, baik pada bagian core-nya maupun bagian memori (uncore)-nya.


Keterangan:
Berlaku untuk seluruh model: QPI (QuickPath Interconnect) 1 x 6400 MT/s (6,4 GT/s), L1 Cache 4 x 64 KB, L2 Cache 4 x 256 KB, L3 Cache 8 MB berlaku share (digunakan bersama) untuk semua core, Clock dasar (base clock) 133 MHz, TDP 130 Watt, Vcore 1,504 Volt, di desain menggunakan soket LGA 1366, memory controller 3 x DDR3-800/1066.
Harga ini adalah harga ketika pertama kali dirilis, merupakan harga per unit prosesor untuk kuantiti pembelian 1000 unit prosesor.

Pada tabel daftar prosesor tersebut tercantum besarnya frekuensi (clock) setiap model prosesor. Nilai clock untuk bagian core dan uncore tersebut adalah nilai clock normalnya. Misalnya untuk model prosesor Intel Core i7 Extreme Edition 965 XE, clock ini (bagian core maupun uncore) tidak digaransi oleh Intel. Pernah dilaporkan bahwa bagian core prosesor ini mampu di-overclock dan bekerja hingga kecepatan 5 GHz. Sedangkan bagian memori (uncore)-nya juga dilaporkan mampu bekerja hingga setara DDR3-2000 atau lebih. Informasi lain diperoleh dari IT OC Taiwan yang menyebutkan pernah meng-overclock prosesor tersebut hingga mencapai kecepatan 4,2 GHz dengan cara mengatur kecepatan QPI 200 MHz dan mengatur multiplier menjadi 21x, sedangkan Vcore diatur menjadi 1,72 Volt jauh di atas nilai standardnya 1,25 Volt.

Sumber : gpinkom.wordpress.com

Selengkapnya , berikut ini disajikan sebagian fitur yang merupakan fitur baru yang diimplementasikan pada generasi awal mikroprosesor Intel Core i7.

A. Penggunaan soket B atau soket LGA 1366 (Land Grid Array 1366)
Tipe soket ini merupakan tipe soket baru yang belum ada dan belum pernah digunakan pada prosesor-prosesor sebelumnya. Soket LGA 1366 tidak kompatibel dengan prosesor-prosesor Intel Core2 atau prosesor versi yang lebih lama.


Soket LGA 1366 merupakan generasi penerus dari soket-soket pendahulunya yaitu soket LGA 775 (soket T) di kelas prosesor desktop, dan soket LGA 771 (soket J) di kelas server. Tipe soket ini tepatnya adalah (FC-LGA Flip-chip Lan Grid Array). Soket tersebut tidak memiliki lubang-lubang, tetapi memiliki 1366 pin yang kontak langsung dengan permukaan bawah mikroprosesor. Ukuran pin pada soket LGA 1366 lebih kecil dibandingkan ukuran pin soket LGA 775. Mikroprosesor Intel Core i7 yang dirilis pada bulan November 2008 adalah mikroprosesor pertama yang didesain menggunakan soket LGA 1366. Sebenarnya, yang menggunakan soket LGA 1366 tidak hanya Intel Core i7 saja, mikroprosesor Intel Xeon seri 5500 (prosesor server) juga menggunakan soket ini.
Intel mendesain soket LGA 1366 dengan struktur yang lebih kuat dibandingkan soket-soket sebelumnya. Di permukaan bawah motherboard yang letaknya tepat di bawah soket, dilengkapi plat metal yang terhubung dan mengikat kuat soket yang ada di permukaan atas motherboard. Dengan demikian, motherboard maupun soket tidak akan mudah rusak akibat beban dan getaran kuat dari pendingin atau kipas prosesor. Soket ini juga dirancang sedemikian rupa sehingga mekanisme pemasangan mikroprosesor ke soketnya dapat dilakukan lebih mudah. Soket LGA 1366 berukuran 60 mm x 82 mm.
Batas beban mekanik maksimum yang dapat ditoleransi oleh soket LGA 1366 disajikan pada tabel berikut.


Jika beban mekanik yang melebihi batas maksimum, dapat merusak prosesor, prosesor mati atau tidak dapat digunakan lagi. Beban yang melebih batas tersebut dapat terjadi pada saat pemasangan heatsink, kondisi pengepakan, ataupun pada saat digunakan. Oleh karena itu sebaiknya hindari penggunaan heatsink yang memiliki beban di luar standar normalnya, dan saat pemasang heatsink harus dilakukan dengan hati-hati.

B.Penerapan teknologi Integrated Memory Controller (IMC)
Intel mulai mengaplikasikan integrated memory controller (on-die) pada prosesor. Dengan demikian, memori terkoneksi langsung ke prosesor. Hal ini dapat mempersingkat waktu yang diperlukan untuk transmisi data/informasi dari memori ke prosesor atau sebaliknya. Pada prosesor pendahulunya (Intel Core2 atau versi sebelumnya), memori tidak terkoneksi langsung ke prosesor karena memory controller tidak diintegrasikan pada prosesor, tetapi diintegrasikan pada chipset (northbridge atau MCH, misalnya chipset X38, X48, P45 dan sebagainya), sehingga arus data/informasi harus melalui chipset dahulu sebelum ke prosesor, sehingga diperlukan waktu yang lebih lama untuk transmisi data dari memori ke prosesor atau sebaliknya.
Perlu diketahui bahwa jika memory controller berada pada chipset, maka kemampuan tranmisi data/informasi dari memori ke prosesor sangat bergantung kepada kemampuan chipset. Sebaliknya, bila memory controller diintegrasikan pada prosesor (seperti pada mikroprosesor Intel Core i7), maka secara teoritis kerja chipset menjadi lebih ringan dan tranmisi data dari memori ke prosesor akan berlangsung lebih cepat karena tidak perlu lagi melalui chipset northbridge.



Komponen memory controller yang terintegrasi dalam prosesor ini disebut dengan istilah ‘bagian uncore’ yang bekerja dengan kecepatan yang berbeda dengan bagian core-nya. Frekuensi (kecepatan clock) pada bagian uncore ini disebut dengan istilah uncore clock. Sedangkan kecepatan clock dari bagian core-nya sendiri disebut core clock.
Perubahan besar yang mencolok pada mikroprosesor berbasis mikroarsitektur Nehalem ini dibandingkan generasi mikroprosesor sebelumnya memang terletak pada integrated memory controller (IMC) tadi. Dengan mengaplikasikan arsitektur seperti ini, dapat memperkecil resiko terjadinya ‘bottleneck’ atau kemacetan komunikasi antara prosesor dengan QPI. Sebenarnya, arsitektur semacam ini bukanlah hal yang baru. Intel bukanlah perusahaan pertama yang menerapkan teknologi tadi, karena setahun sebelumnya (tahun 2007) AMD telah mendahului menerapkan arsitektur tersebut pada mikroprosesor produksinya, yaitu AMD Athlon dan Phenom.
Dukungan prosesor Intel Core i7 terhadap penggunaan memori, antara lain:
Prosesor Intel Core i7 hanya mendukung penggunaan memori DDR3 dan tidak mendukung penggunaan memori tipe ECC
Menyediakan fitur three channel memory (3 channel DDR3 1066/1333 MHz memory). Setiap channel dapat mendukung satu atau dua DIMM DDR3. Motherboard-motherboard untuk prosesor Intel Core i7 umumnya memiliki tiga slot DIMM, empat (3+1) slot DIMM, atau enam slot DIMM. Pada sebagian motherboard, bandwidth channel dapat diatur melalui menu yang tersedia pada BIOS dengan cara memilih atau mengatur (setting) besarnya nilai multiplier memori. Sebenarnya, penerapan teknologi memori triple channel pada mikroprosesor Intel Core i7 masih belum memberikan efek yang signikan pada peningkatan kinerja atau performa komputer.

Walaupun mikroprosesor Intel Core i7 tidak mendukung penggunaan memori tipe ECC, kenyataannya beberapa motherboard kelas atas (high end) tetap memberikan dukungan terhadap penggunaan memori tipe ECC. Namun, hal ini tidaklah menjadi masalah karena dukungan terhadap memori ECC tersebut hanya dapat aktif berfungsi bila prosesornya dilengkapi fitur dukungan terhadap memori tipe ECC.

C. Teknologi Intel QuickPath Interconnect
Pada komputer tradisional, komunikasi antara prosesor dengan memori dilakukan melalui Front Side Bus (FSB) eksternal yang bekerja secara bi-directional. Seluruh tranmisi atau transfer data dan instruksi dilakukan melalui bus ini. FSB tersebut menjadi titik koneksi pusat yang menghubungkan prosesor dengan chipset yang mengandung memory controller hub, dan bus-bus lain seperti misalnya PCI, AGP atau lainnya Pada komputer tradisional, peristiwa bottleneck tak jarang terjadi. Peristiwa ini seringkali disebabkan karena prosesor atau salah satu core dari prosesor, tidak cepat memperoleh data dalam jumlah yang mencukupi. Yang dimaksud dalam kasus ini tentulah data atau instruksi yang berasal dari memori. Dengan demikian, peran memori menjadi sangat penting, secara teoritis dapat dikatakan bahwa semakin cepat prosesor mendapatkan transfer data dan instruksi dari memori, semakin bagus performa komputer.
Intel, tampaknya menyadari hal ini dan mengetahui cara menciptakan prosesor yang lebih bertenaga dan mampu memberikan performa tinggi, perlu ada jaminan bahwa aliran data antar komponen yang berbeda harus berlangsung lebih lancar dan cepat. Untuk mendapatkan prosesor semacam ini, Intel mulai meng-upgrade arsitektur prosesornya, hingga akhirnya lahirlah teknologi QuickPath Interconnect.
Pada arsitektur QuickPath, memory controller tidak lagi terdapat di dalam chipset, tetapi menyatu (integrated) di dalam mikroprosesor. Setiap prosesor memiliki memory controller. Setiap core dapat langsung mengambil data dari memory controller. Arsitektur ini menyediakan sistem koneksi berkecepatan tinggi (high speed connection) antar seluruh komponen. Itulah sebabnya teknologi ini disebut QuickPath Interconnect (kurang lebih bermakna interkoneksi dengan megunakan jalur berkecepatan tinggi).
Keberadaan memory controller yang menyatu di dalam prosesor dan koneksi berkecepatan tinggi inilah yang menjadi perbedaan utama antara arsitektur QuickPath dengan arsitektur prosesor pendahulunya. Dengan alasan itu pula yang mengakibatkan prosesor yang menggunakan arsitektur QuickPath tidak kompatibel dipasangkan pada motherboard tipe lama. Prosesor ini hanya dapat dipasangkan pada motherboard yang mendukung teknologi QuickPath Interconnect.
Mikroprosesor Intel Core i7 tidak menggunakan Front Side Bus lagi, sebagai gantinya menggunakan interface Intel QuickPath Interconnect. Oleh karena itu, motherboard yang digunakan untuk pasangan mikroprosesor Intel Core i7 haruslah motherboard yang menggunakan chipset yang memiliki dukungan fitur QuickPath Interconnect. Hal inilah yang juga menjadi salah satu sebab yang mengakibatkan mikroprosesor Intel Core i7 tidak kompatibel dengan motherboard lama yang biasa digunakan untuk mikroprosesor Intel Core2. Faktor lain penyebab ketidakkompatibelan ini adalah tipe soket yang digunakan. Desain soket untuk mikroprosesor Intel Core2 berbeda dengan desain soket untuk mikroprosesor Intel Core i7.
Jika Front Side Bus (FSB) adalah jalur tranmisi data antara prosesor, chipset, kemudian diteruskan ke memori, maka QuickPath Interconnet adalah jalur data antara prosesor dengan IO Hub (Input-Output Hub). IO Hub ini bertugas sebagai jalur input dan output data dari seluruh sistem. Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa Intel QuickPath Interconnect adalah teknologi interkoneksi antara prosesor dengan IO Hub. Contoh sederhananya adalah interkoneksi antara Intel Core i7 dengan chipset X58 yang terpasang pada motherboard berkonfigurasi single prosesor. Contoh lain yang lebih komplek (pada motherboard berkonfigurasi multiprosesor), QuickPath Interconnect akan menghubungkan komponen-komponen misalnya beberapa prosesor, beberapa IO Hub, atau routing Hub, serta mengijinkan komponen-komponen tersebut saling mengakses satu dengan lainnya via jaringan kerja (network) dalam sebuah motherboard. Teknologi tersebut mulai diaplikasikan pada mikroprosesor berarsitektur Nehalem. Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa Intel tidak menggunakan lagi teknologi Front Side Bus seperti yang diterapkan pada mikroprosesor Intel Core 2 atau generasi mikroprosesor sebelumnya. Sebagai penggantinya digunakan teknologi QuickPath Interconnect (QPI). Teknologi ini dikembangkan oleh Intel untuk bersaing dengan teknologi HyperTransport. Prosesor pertama yang menggunakan teknologi ini adalah keluarga mikroprosesor Intel Core i7 yang terdiri dari Intel Core i7 Bloomfield dan Intel Core i7 Extreme Edition Bloomfield XE yang dirilis pada bulan November 2008. Sebelum nama ‘Intel QuickPath Interconnect’ diumumkan, Intel menyebutnya dengan nama ‘Common System Interface’ atau ‘CSI.’
Kecepatan transmisi data QuickPath Interconnect berkisar antara 4800 MT/s (Mega Transfer per second – Juta Transfer per detik) sampai 6400 MT/s, jauh lebih tinggi dibandingkan teknologi Front Side Bus yang memiliki kecepatan tranmisi maksimum 1600 MT/s. Perbedaan kecepatan tersebut dikarenakan kecepatan memory controller yang terintegrasi pada prosesor (berbasis mikroarsitektur Nehalem) lebih efektif dibandingkan memory controller yang terintegrasi pada nortbridge (berbasis mikroarsitektur Intel Core atau sebelumnya).
Kecepatan tranmisi data yang ditampilkan oleh teknologi QuickPath Interconnect ini juga lebih tinggi dibandingkan teknologi HyperTransport yang biasa dipakai pada mikroprosesor AMD. Kecepatan HyperTransport yang menggunakan teknologi DDR, maksimum 2600 MHz yang setara dengan 5200 MT/s.
Hingga kini (Maret 2009), mikroprosesor Intel Core i7 diketahui tidak didesain untuk motherboard yang memiliki konfigurasi multiprosesor, karena mikroprosesor ini hanya memiliki satu interface QuickPath.

D. Penggunaan tiga level cache memory (L1 Cache, L2 Cache dan L3 Cache)
Kapasitas cache memory yang diaplikasikan pada mikroprosesor Intel Core i7 berbeda dengan mikroprosesor Intel generasi sebelumnya. Mikroprosesor Intel Core i7 mempunyai 3 level cache memory. Berikut ini kapasitas masing-masing level cache memory:
L1 Cache sebesar 64 KB per core yang terdiri dari 32 KB untuk cache instruksi dan 32 KB untuk cache data.
Kapasitas L2 Cache sebesar 256 KB per core (gabungan untuk cache instruksi dan data).
Serta L3 Cache (Intel Smart Cache) sebesar 8 MB (gabungan untuk cache instruksi dan data) yang dapat digunakan bersama untuk semua core (berlaku ‘share’ untuk semua core).

Dibandingkan dengan mikroprosesor pendahulunya, misalnya Core 2 Quad Yorkfield, terdapat perbedaan yang mencolok pada L2 cache-nya. Core 2 Quad Yorkfield memiliki L2 cache hingga 12 MB yang berlaku ‘share’ (bisa dipakai bersama untuk semua core). Sedangkan Intel Core i7 memiliki L2 cache sebesar 256 KB untuk setiap core yang hanya dapat dipakai sendiri oleh core yang bersangkutan. Untuk menutupi kecilnya L2 cache ini Intel menambahkan L3 cache sebesar 8 MB yang berlaku ‘share.’ Kondisi ini mirip dengan prosesor server AMD Opteron Barcelona.

E. Komponen prosesor dikemas dalam satu kemasan (single die device)
Bagian-bagian mikroprosesor yang terdiri dari keempat core prosesor, memory controller, dan seluruh cache dikemas dalam satu kemasan (single-die device). Bagian-bagian prosesor tadi tidak dikemas terpisah satu dengan lainnya, tetapi dikemas menyatu dalam satu kemasan (satu die) di dalam mikroprosesor.

F. Teknologi Hyper-Threading
Setiap core dilengkapi fitur teknologi Hyper-threading. Dengan adanya teknologi ini setiap core-nya dapat memproses dua thread instruksi sekaligus dalam waktu yang bersamaan secara simultan. Mikroprosesor Intel Core i7 merupakan prosesor quad core, dengan demikian sebuah prosesor Intel Core i7 memiliki 8 thread yang mampu bekerja secara simultan. Keadaan ini dapat meningkatkan kinerja aplikasi dan multitasking. Dengan demikian, jika mikroprosesor ini diperiksa menggunakan OS (Operating System, misalnya Windows Vista), akan memberikan informasi bahwa mikroprosesor ini memiliki 8 core logic atau 8 CPU walaupun sebenarnya secara fisik hanya memiliki 4 core. Tambahan 4 core tadi diperoleh akibat dari penerapan teknologi Hyper-threading.
Sebenarnya, teknologi Hyper-Threading bukanlah teknologi baru. Teknologi ini pernah diaplikasikan pada mikroprosesor yang berbasis mikroarsitektur NetBurst, yaitu mikroprosesor single core Intel Pentium 4 (Intel Pentium 4 HT dan Intel Pentium 4 Extreme Edition) dan mikroprosesor dual core Intel Pentium Extreme Edition. Namun, teknologi Hyper-threading ini tidak digunakan lagi pada mikroprosesor generasi selanjutnya, yaitu pada mikroprosesor berbasis mikroarsitektur Intel Core, dan baru diterapkan kembali pada mikroprosesor Intel Core i7 yang berbasis pada mikroarsitektur Nehalem. Teknologi Hyper-Threading dikenal pula dengan nama simultaneous Multi Threading (SMT).

G. Teknologi proses produksi 45 nm
Mikroprosesor Intel Core i7 diproduksi menggunakan teknologi fabrikasi 45 nm, dan Hi-K metal-gate, mempunyai ukuran luasan core (die size) 263 mm2, mengandung 731 juta transistor, mampu mendukung set instruksi SSE4.1 dan SSE4.2. Keberadaan SSE4 ini mampu meningkatkan kinerja prosesor, terutama aspek multimedia dapat menjadi lebih baik.

H. Power Management
Mikroprosesor Intel Core i7 dilengkapi fitur pengaturan daya (power management) yang cukup bagus, mampu mengkondisikan core yang sedang tidak digunakan pada mode ‘zero power.’

I. Intel Turbo Boost Technology
Mikroprosesor berbasis mikroarsitektur Nehalem ini, dilengkapi fitur Intel Turbo Boost Technology. Intel Turbo Boost adalah teknologi yang memungkinkan setiap core secara otomatis berjalan pada clock yang lebih tinggi dari spesifikasinya apabila sedang bekerja menjalankan program aplikasi single-thread, sehingga prosesor akan menampilkan kinerja yang sama baiknya dengan aplikasi yang telah multithread. Clock dasar mikroprosesor keluarga Intel Core i7 adalah 133 MHz. Dengan dukungan teknologi Turbo Boost, seluruh core yang aktif mampu memacu atau meningkatkan clocknya sendiri melebihi desain clock rate normalnya. Kondisi seperti ini memang sangat bagus untuk aplikasi single thread.
Lebih jelasnya, dapat dikatakan bahwa teknologi ini membuat core prosesor secara otomatis mampu bekerja lebih cepat dari kecepatan (frekuensi clock) standarnya selama daya, tegangan, dan temperatur prosesor tetap berada di bawah batas maksimumnya. Peningkatan frekuensi clock ini berlangsung terus secara dinamis dengan interval kenaikan 133 MHz sampai mencapai nilai maksimumnya. Frekuensi clock maksimum yang mampu dicapai akibat penerapan teknologi Intel Turbo Boost bergantung pada banyaknya core yang aktif saat itu. Namun, jika daya, tegangan atau temperatur prosesor melebihi batas toleransi maksimumnya, frekuensi clock prosesor berangsur-angsur menurun dengan interval 133 MHz sampai daya, tegangan atau temperatur prosesor kembali berada di bawah batas maksimumnya.
Dapat pula dikatakan bahwa secara implisit Turbo Boost adalah kemampuan prosesor untuk meningkatkan multiplier frekuensinya hingga di atas nilai nominalnya (nilai standarnya) selama kebutuhan atau konsumsi energinya tidak melebihi 130 Watt. Bila bekerja menggunakan single core, interval peningkatan multiplier mikroprosesor Intel Core i7 adalah 2. Bila bekerja menggunakan semua core, interval peningkatan multipliernya adalah 1.
Dalam aktivitasnya, teknologi Turbo Boost berhubungan langsung dengan multiplier frekuensi clock prosesor dan teknologi Enhanced Intel SpeedStep (EIST). Teknologi Turbo Boost (mode Turbo) hanya dapat diaktifkan bila teknologi Enhanced Intel SpeedStep sedang dalam kondisi aktif. Kedua teknologi ini dapat diaktifkan (di-enable) atau di-non-aktifkan (di-disable) melalui setup BIOS yang ada pada motherboard. Perlu pula dicatat bahwa teknologi Hyper-Threading dan teknologi Turbo Boost, keduanya bersama-sama meningkatkan performa/kinerja multi-thread dan single thread.

J. Intel HD Boost
Teknologi Intel HD Boost berfungsi memperbaiki atau meningkatkan kinerja prosesor yang berkaitan dengan aspek aplikasi multimedia dan perhitungan-perhitungan yang bersifat intensif.

K. Thermal Design Power (TDP)
Thermal Design Power (TDP) mikroprosesor Intel Core i7 adalah 130 Watt. Bila prosesor mengkonsumsi daya melebihi batas ini (130 Watt), maka prosesor dengan sendirinya akan menurunkan konsumsi daya listriknya hingga tidak melebih batas tersebut. Menu BIOS pada motherboard-motherboard baru banyak yang menyediakan opsi (pilihan) untuk fitur ini, apakah fitur tersebut perlu diaktifkan (enable) atau di-non-aktifkan (disable).

Sumber : gpinkom.wordpress.com